Muncar, 25 Juni 2025 – Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Banyuwangi (UNIBA) menyelenggarakan kegiatan “Gesah Sejarah” bersama tokoh masyarakat Desa Tembokrejo, Muncar. Kegiatan ini bertujuan menggali sejarah lokal dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan peninggalan sejarah desa yang kaya akan nilai budaya dan sejarah masa Blambangan Kuno.
Acara dibuka secara resmi oleh Sekretaris Desa Tembokrejo, yang menyambut baik inisiatif , pemerintah desa, tokoh masyarakat dan mahasiswa dalam mengenalkan kembali sejarah desa kepada masyarakat. kegiatan ini juga dilanjutkan dengan dengan MoU dengan pemerintah Desa dan Prodi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Banyuwangi. Menurut Sekretaris Desa Tembokrejo diketahui memiliki banyak situs dan peninggalan sejarah yang belum banyak diketahui generasi muda maupun masyarakat luas.

Kegiatan diisi dengan sesi Gesah Sejarah, di mana mahasiswa dan masyarakat berdiskusi bersama beberapa narasumber, antara lain Thomas Racharto, yang memberikan perspektif sejarah lokal dan cerita turun-temurun; Titin Fatimah, yang menyoroti aspek sosial-budaya masyarakat desa; serta Miskawi, M.Pd., yang memandu mahasiswa dalam memahami konteks sejarah secara akademik sekaligus mengaitkannya dengan kurikulum pendidikan sejarah.

Setelah diskusi, kegiatan dilanjutkan dengan napak tilas ke sejumlah situs bersejarah di Desa Tembokrejo. Peserta mengunjungi lokasi-lokasi peninggalan masa Blambangan Kuno, yang menjadi saksi sejarah perjuangan dan kehidupan masyarakat lokal pada masa lalu. Thomas Racharto menjelaskan sejarah tiap situs, sementara Titin Fatimah menambahkan kisah-kisah lokal yang memperkaya pemahaman peserta. Miskawi, M.Pd., menekankan pentingnya dokumentasi dan pelestarian situs sebagai bahan pembelajaran bagi generasi muda.

Kegiatan “Gesah Sejarah” ini mendapat respons positif dari masyarakat dan mahasiswa. Salah seorang peserta mengungkapkan, “Kegiatan ini sangat membuka wawasan kami tentang sejarah desa kami sendiri. Diskusi dengan tokoh masyarakat dan napak tilas membuat sejarah terasa hidup dan lebih mudah dipahami.”

Dengan kegiatan ini, diharapkan masyarakat semakin peduli terhadap peninggalan sejarah desa, sementara mahasiswa mendapatkan pengalaman lapangan yang memperkaya kemampuan mereka dalam pendidikan sejarah dan penelitian lokal.
