Mahasiswa Pendidikan Sejarah UNIBA Lakukan Praktikum Mata Kuliah Pengantar Arkeologi di Situs Budaya Selogiri, Kalipuro

Banyuwangi, 12 November 2025 – Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Banyuwangi (UNIBA) melaksanakan praktikum mata kuliah Pengantar Arkeologi di Selogiri, Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro. Kegiatan ini bertujuan mengenalkan mahasiswa secara langsung pada situs-situs budaya yang berada di bawah wilayah Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Utara, sekaligus memberikan pengalaman lapangan terkait penelitian arkeologi dan pelestarian budaya lokal.

Selogiri memiliki beberapa situs budaya yang memiliki nilai historis dan spiritual tinggi. Salah satu situs yang paling dikenal adalah Situs Aning Patih, yang berada di Petak 66h Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Selogiri, BKPH Ketapang. Situs ini diyakini sebagai makam leluhur atau sesepuh warga yang memiliki pengaruh terhadap masyarakat setempat. Kawasan KPH Banyuwangi Utara memiliki total lima situs budaya dengan luas di bawah 1 hektar.

Situs-situs budaya tersebut tidak hanya dijadikan tempat ritual budaya seperti syukuran, semedi, dan meminta berkah, tetapi juga menjadi obyek wisata dengan daya tarik tersendiri. Perawatan situs hingga saat ini dilakukan secara swadaya oleh masyarakat lokal karena kepercayaan bahwa kelalaian dapat menimbulkan bencana.

Sejarah Situs Aning Patih bermula dari petilasan Syeh Maulana Ahmad, keturunan Syeh Maulana Ishak bergelar Temunggung Aning Patih, yang melakukan semedi untuk memohon petunjuk dari Yang Maha Kuasa. Kini lokasi semedi tersebut dikenal sebagai Bukit Selogiri. Masyarakat percaya bahwa bersemedi di tempat ini dapat mempermudah hajat dan keinginan mereka. Situs ini banyak dikunjungi, terutama pada malam Jumat, sebagai bagian dari tradisi spiritual yang dijaga masyarakat setempat.

Salah satu mahasiswa yang mengikuti praktikum, Cindy Fitria Harum Ningtias, menyampaikan manfaat yang ia peroleh dari kegiatan ini. “Praktikum mata kuliah Pengantar Arkeologi di Situs Selogiri memberikan pengalaman langsung mempelajari arkeologi dan sejarah lokal. Saya bisa melihat bagaimana masyarakat menjaga dan melestarikan peninggalan budaya secara swadaya, sekaligus memahami nilai-nilai spiritual dan sosial di balik setiap situs. Kegiatan ini membuat saya lebih menghargai warisan leluhur dan pentingnya pengelolaan situs budaya untuk pendidikan sejarah serta pelestarian budaya lokal,” ujarnya.

Praktikum lapangan ini pada tanggal 12 November 2025 tidak hanya memperkaya wawasan mahasiswa dalam bidang arkeologi dan sejarah, tetapi juga menanamkan kesadaran akan pentingnya pelestarian situs budaya serta keterlibatan masyarakat dalam menjaga warisan leluhur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *