Mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah Kuliah Di TMP 0032 Banyuwangi

Bukan prodi pendidikan sejarah, Universitas PGRI Banyuwangi namanya jika tidak kuliah outdoor. Kuliah dapat, Ilmu dapat dan wisatan juga dapat. Kali ini kuliah dilaksanakan di TMP WismaRaga Satria Laut Pasukan ALRI 0032 Pantai Marina Boom, Kelurahan Mandar Banyuwangi.Kegiatan dilaksanakan mulai pukul 08.00 Wib -selesai, (14/7).Acara dibuka langsung oleh Ketua Program Studi Pendidikan sejarah Universitas PGRIBanyuwangi, Ibu Dhalia Soetopo, M.Pd. Mahasiswa sejarah juga di dampingi Dosen Prodipendidikan sejarah diantaranya Dr. Agus Mursidi, M.Pd, Miskawi, M.Pd, Drs Abdul Shomad, M.Pd, Dhalia Soetopo, M.Pd, Atim Hariyadi, S.Pd., MM. Topan Priananda Adinata, M.Si dan HervinaNurullita, MA. Narasumber dari Pangkalan TNI AL Banyuwangi (Lanal) Banyuwangi, Peltu. SBAApang Surahman.Sebelum acara dimulai salah satu komentar mahasiswa merasa senang sekali mengikutikegiatan perkuliah seperti ini.

Menurut Nur Aini salah satu perwakilan kelas Angkatan 2021 mengatakan bahwa”Kuliah sejarah itu asik dan menyenangkan. Saya kira kuliah sejarah itu hanya urusan masabatu, kerajaan-kerajaan dan metodenya hafalan dan melulu didalam kelas. Eeeeeer ternyatakuliah di Prodi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Banyuwangi itu asik menyenangkan,”Ungkapnya.Mahasiswa yang disapa Wahyu Tirto Wicaksono Aji juga menyampaikan “Kita dituntut untuk aktifmencari sumber-sumber yang valid dan kritis terhadap sejarah yang kita pelajari, sertamelakukan diskusi interaktif dengan teman-teman,” Ujarnya.Narasumber dari Lanal Banyuwangi yaituPeltu. SBA Apang Surahman. menjelaskan peristiwa 0032 kepada mahasiswa bahwa’Pantai Boom adalah salah satu pantai yang telah tersedia di kota Banyuwangi. Dahulunyapantai ini merupakan Pelabuhan penting. Kapal-kapal yang membawa bermacam angkutan(biasanya kopra) dan kapal-kapal nelayan. Hal ini dibuktikan dengan dermaga-dermagapelabuhan, gudang-gudang bekas dan sebuah tempat pelelangan ikan yang sudah tidak dipakai.Selain itu, terdapat Taman Makam Pahlawan Wisma Raga Laut yang menjadi tempatperistirahatan untuk pasukan ALRI yang gugur dalam pertempuran melawan Belanda di sekitarBanyuwangi. Sekali lagi saya berpesan kepada mahasiswa untuk tidak melupakan jas merah,”ujarnya.

Salah satu mahasiswi Khalidatus Suada Daroin ditunjuk oleh A.S Rahman membacakan sejarahperistiwa 0032 dihadapan teman-temannya, sebagai berikut”Pasukan ALRI 0032 yang dikomandani Letnan Soelaiman tidak gentar. Mereka tidak mundursedikit pun. Dengan semangat juang yang menyala-nyala dengan dilandasi patriotisme yangtinggi, pasukan mencoba bertahan dari serangan dan sesekali melakukan perlawanan.Pertahanan pantai Banyuwangi masih belum bisa ditembus oleh Belanda hingga pukul 10.00.Mengetahui benteng pertahanan pasukan ALRI 0032 sangat kokoh, akhirnya pukul 11.00,Belanda melancarkan serangan yang lebih dahsyat lagi. Pertarungan sengit pun tak bisadihindari. Tembakan demi tembakan saling bersahutan, baik dari pihak musuh maupun daripejuang.Letnan Soelaiman yang menjadi pimpinan pasukan terus berjuang melawan aksi penjajah yangingin menguasai Banyuwangi. Menggunakan persenjataan yang sudah sedikit modern, ALRI0032 sempat membuat nyali dari penjajah ciut.Tembakan senapan mesin pasukan ALRI 0032 berhasil menyulitkan posisi musuh. Namun,karena kalah jumlah pasukan dan serangan musuh yang memang terus bertambah dari segalaarah, akhirnya Letnan Soelaiman menyiasati untuk mengubah taktik perlawanan.Pasukan ALRI 0032 saat itu mulai menggunakan taktik gerilya. Taktik ini digunakan untukmengelabuhi lawan yang melakukan serangan bertubi-tubi. Taktik gerilya dengan sembunyi-sembunyi ini juga bukan tanpa alasan. Letnan Soelaiman menggunakan taktik ini karena sadarakan amunisi mereka yang mulai menipis.

Akhirnya, sekitar pukul 16.30, sebanyak 21 pasukan ALRI 0032 tennasuk Letnan Soelaimanmalah terjebak tidak bisa ke mana-mana karena posisinya terkepung oleh musuh. Tempatmereka terkepung tepat berada di sekitar Pantai Boom yang saat ini menjadi Tempat MakamPahlawan (TMP) Wisma Raga Satria Pasukan ALRI.Posisi mereka pun terdesak. Namun, semangat mempertahankan kemerdekaan tidak sedikitpunmenghilang Mereka tetap semangat untuk tidak mengalah pada musuh. “Yang ada pada pikiranpasukan ALRI 0032 waktu itu hanya dua yaitu Merdeka atau Mati, keberadaan mereka sudahdiketahui oleh musuh, akhirnya ke-21 pejuang ini dikumpulkan menjadi satu di suatu tempat diTMP Wisma Raga Satria. Di sana, pejuang tidak langsung di tembak mati. Penjajah memintapara pejuang untuk menggali sebuah lubang besar yang akan digunakan sebagai tempat makammereka.Tahu maksud dari Belanda ini bahwa mereka pasti dibunuh dengan tembakan. Pasukan ALRI0032 yang dikomandani Letnan Soelaeman yang telah selesai membuat lubang besar dan siapuntuk ditembak di dalam lubang meminta satu permintaan kepada Belanda.”Sebelum ditembak, para pejuang minta kepada Belanda agar mereka diizinkan menyanyikanlagu Indonesia Raya. Setelah itu ditembak,” Kisahnya.Setelah pemberian materi tentang peristiwa 0032 di Pantai Boom Marina, Ada kesan tersendiridari salah satu mahasiswa bernama Wahyu Nurholis”Banyak hal yang membuat saya terkesan ketika belajar sejarah di Universitas PGRIBanyuwangi. Salah satunya ketika mencari literatur sebagai bahan referensi belajar dan diskusi.Pada awalnya, saya merasa bingung karena dari berbagai literatur yang saya baca adaperbedaan sudut pandang dari setiap penulis. Namun, setelah berdiskusi dan bertanya kepadaorang yang mumpuni temyata memang dalam mempelajari sejarah kita harus berhati-hatikarena ada pula pendistorsian dalam sejarah,” Ungkap Ketua Kelas.Wahyu juga menambahkan “Dengan dilaksanakan Kuliah disini, selain kita bisa menggali sejarah0032 kita juga berziarah, sebagai wujud penghargaan terhadap jasa jasa para pahlawanpendahulu yang telah gugur dalam mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia daritangan penjajah, “ucapnya. (Miska)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *